Merah Maroon di Pemerintahan

Muhammad Aziz Ali Mutia
3 min readApr 26, 2021

“Yang kebenaran menjadi tujuan, yang kesia-siaan menjadi pantangan, yang air mata negerinya menjadi kegelisahan”

HMP Pangriptaloka ITB, 2015

Saya jadi ingat apa yang disampaikan Prof. Djoko Sujarto tentang makna dari kata Planologi, Plan = rencana dan Logos = Ilmu, atau dapat berarti ilmu merencanakan. Kenapa Planologi bergelar teknik dan kenapa Planologi ada di tengah-tengah kampus teknik? Planologi bisa dibilang rekayasa sosial, bagaimana merekayasa suatu masalah dari berbagai sudut pandang.

Belajar di Planologi yang begitu komperehensif ternyata sangat bermanfaat di dunia kerja, tak terkecuali di sektor publik. Di Studio kami selalu diajarkan menganalisis minimal dari 5 sudut pandang : fisik dan lingkungan, ekonomi, sosial kependudukan, sarana dan prasarana serta kelembagaan dan pembiayaan. Planologi memaksa kami harus kritis baik secara verbal maupun tulisan, itulah kenapa kami juga belajar mata kuliah teknik presentasi.

Pengalaman belajar di Labtek IXA baik di dalam kelas, studio, lapangan maupun di HMP tentu memaksa kami harus peka dengan kondisi sekitar. Bagaimana tentang slum and squatter di Kota Bandung hingga kemacetan dan banjir di Jakarta yang menjadi kajian kami sehari-hari. Tak hanya itu, kami-pun diajarkan di level kebijakan, di mata kuliah Perencanaan Politik atau Pembiayaan Pembangunan misalnya, kami belajar bagaimana kebijakan yang efisen dan efektif seharusnya dibuat dan diimplementasikan.

Dari berbagai pembelajaran tersebut-lah, maka tak heran jika mayoritas dari kami berkarir di dunia birokrasi. Berdasarkan data dari Tracer Study ITB tahun 2014 hingga tahun 2020, instansi pemerintah masih menjadi primadona alumni Planologi ITB.

Sumber : Tracer Study ITB 2014–2020
Sumber : Tracer Study ITB 2014–2020

Alumni Planologi angkatan 2012 bahkan 64%nya bekerja di instansi pemerintah, jauh mendominasi dibandingkan alumni yang bekerja di sektor swasta (26%), NGO dan wiraswasta yang masing-masing 5%. Bahkan alumni Planologi ITB angkatan 2012 pernah dan/atau sedang bekerja di lebih dari 18 Kementerian/Lembaga/Daerah (survey pribadi).

Saya ingat pesan Prof. Roos Akbar yang selalu menekankan pentingnya integritas kepada mahasiswanya. Tentu ini wajar, karena mahasiswanya akan berada di posisi strategis suatu saat nanti.

Dan benar saja, saat ini angkatan 1980an sedang menjabat di posisi-posisi strategis. Alumni Planologi ITB menjadi tulang punggung pembangunan terutama di sektor perencanaan pembangunan nasional, sektor pekerjaan umum dan perumahan rakyat, sektor perhubungan, tata ruang, pariwisata hingga pelayanan publik. Tak hanya sebagai Dirjen atau Deputi, bahkan level Menteri hingga pimpinan DPR.

Sumber : Website Kementerian/Lembaga Masing-Masing

Kesamaan latar belakang antar eselon satu atau bahkan antara eksekutif dan legislatif yang sama-sama pernah menghuni Labtek IXA tentu akan memudahkan kolaborasi dan koordinasi dalam pembuatan kebijakan yang efektif dan efisien serta implementasi yang bermanfaat untuk masyarakat.

Siapa yang menyangka, dulu di studio mereka hanya berdiskusi merencanakan wilayah atau kota, ternyata saat ini mereka berdiskusi jauh lebih konkrit untuk nusa dan bangsa.

Siapa menyangka, dulu mereka survey dengan segala keterbatasan yang ada, sekarang harus mengelola triliunan APBN yang bukan miliknya.

Siapa juga yang menyangka, dulu mereka bersusah payah mengundang pejabat untuk berdiskusi, sekarang merekalah yang dicari-cari untuk sekedar berbagi.

“Niat dan panggilan jiwa yang akan menentukan apakah seseorang akan bekerja di bidang rekayasa atau berkiprah di bidang ekonomi dan kemasyarakatan”

Prof. J. Klopper- Rektor Pertama Technische Hogeschool te Bandoeng pada peresmian TH Bandoeng 3 Juli 1920

Selamat untuk Planologi ITB dan HMP Pangriptaloka, merah maroonmu telah mengharumkan bangsa. Semoga kekompakan warga pangripta akan terus bermanfaat untuk kemajuan nusa dan bangsa!

Jakarta, 26 April 2021

Salam,

Muhammad Aziz Ali Mutia

HMP12051, yang juga abdi negara

--

--