Jika Ternyata Ini Ramadhan Terakhirku

Sebuah Renungan

Muhammad Aziz Ali Mutia
2 min readApr 18, 2021

Suatu ketika, obrolan santai dengan seorang sahabat saat memasuki bulan suci Ramadhan, tentang perasaan “biasa saja” saat menyambut Ramadhan. Bukanya kita harusnya antusias dengan kehadiran Ramadhan? Bukanya kita harusnya memprioritaskan agenda-agenda Ramadhan diatas kepentingan lainnya? Apakah rutinitas ibukota yang membuatku menjadi seperti ini? Apakah karena aku terlalu memprioritaskan urusan dunia?

Khotbah sholat Jumat pertama di bulan Ramadhan lalu (16/04/21) cukup membuat rasa kantuk hilang dan menampar diri ini. Khotib menceritakan dua sahabat Rasulullah, A (seorang yang sangat ‘alim) dan B (seorang yang ibadahnya biasa-biasa saja). Suatu ketika Rasulullah ditanya siapa yang akan masuk surga lebih dulu? Cukup mengejutkan, ternyata sahabat B dipersilahkan untuk masuk ke surga terlebih dahulu dibandingkan sahabatnya A. Kenapa demikian? Ternyata sahabat Rasulullah B memiliki usia satu tahun lebih panjang hingga mampu bertemu dengan bulan suci Ramadhan (lagi). Lain halnya dengan sahabat A yang dijemput malaikat Izrail terlebih dulu sebelum bulan suci Ramadhan datang.

Khotib kembali menjelaskan tentang bagaimana utamanya bulan suci Ramadhan hingga dilipatgandakan pahalanya 700 kebaikan.

“Barang siapa yang bergembira akan hadirnya bulan Ramadhan, maka jasadnya tidak akan tersentuh sedikit pun oleh api neraka.” (HR. an-Nasa’i)

Suatu ketika Rasulullah pernah berkata, “Apabila malam terakhir bulan Ramadhan tiba, maka menangislah langit, bumi, dan para malaikat karena musibah menimpa umat Muhammad SAW.”

Kemudian sahabat bertanya tentang musibah apa yang akan menimpa mereka.

“Perginya bulan Ramadhan, karena di bulan Ramadhan itu semua doa diijabah, semua sedekah diterima, semua kebaikan dilipatgandakan pahalanya dan siksa ditolak (dihentikan).” (Diriwayatkan dari Jabir).

Pertanyaanya, apakah aku akan bertemu dengan Ramadhan tahun depan? Bagaimana jika ini adalah Ramadhan terakhir di hidupku?

Sambil menikmati akhir pekan dengan diiringi lagu religi tahun 2011an, mencoba flashback dan merenungi bagaimana aku dan bulan suci Ramadhan sejauh ini. Tentang kuantitas ibadah sejauh ini, tentang kualitas ibadah selama ini. Sudahkah aku memanfaatkan kesempatan ini untuk selalu berada dilingkungan Masjid, membaca ayat-ayat suci-Mu dan mempelajari maknanya atau sekedar berbagi dan memberi?

Andai kutahu
Kapan tiba ajalku
Ku akan memohon
Tuhan, tolong panjangkan umurku

Andai kutahu
Kapan tiba masaku
Ku akan memohon
Tuhan, jangan kau ambil nyawaku

Hingga akhirnya, tersisa 24 hari lagi Ramadhan tahun ini, apa aku diberi kesempatan untuk menyelesaikan Ramadhan hingga akhir? Bagaimana jika Ramadhan ini adalah Ramadhan terakhirku, atau bahkan bagaimana jika hari ini adalah Ramadhan terakhirku?

Bagaimanakah bila saatnya
Waktu terhenti tak kau sadari?
Masihkah ada jalan bagimu
Untuk kembali mengulang ke masa lalu?

--

--